Shofa Qudus 1B114283
Entas Kemiskinan, Membangun Kemandirian Pangan di Tanah Kasepuhan
Kemiskinan masih menjadi problematika besar bagi bangsa ini. Meskipun secara hakikatnya Indonesia telah mencapaikemerdekaan, namun sebenarnya belumlah merdeka. Hal tersebut dibuktikan, masih banyaknya masyarakat yang belummerasakan kesejahteraan di berbagai bidang, khususnyakesejahteraan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan, hasil temuannya yang menyebut per Maret 2015, angka kemiskinan naik sekitar sepuluh persen dari 27,73 jutamenjadi 28,95 juta.
Berkaca dari kemiskinan yang masih bertahan di negeri ini, sudah seharusnya bangsa ini bertekad, mengembalikan semangatkebangkitan nasional dengan tumbuh bersama membangunkemandirian, guna mencapai kesejahteraan yang diharapkan. Membuat perubahan yang berarti, dengan membangkitkankembali kejayaan swasembada pangan melalui sektor pertanian.
Sektor pertanian merupakan aset utama dalam penyediaanpangan. Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalambidang pertanian. Saatnya masyarakat di Indonesia melirik danberalih untuk membangun pertanian.
Saat ini Indonesia berada dalam status rawan pangan, karenapangannya tergantung dari pihak lain. Angka impor panganselalu melonjak dari tahun ke tahun. Harga beras impor lebihmurah dari beras produk lokal. Lebih ironis, Indonesia negarapengimpor 50 persen beras yang diperdagangkan di pasar dunia.
Sebagai upaya membantu pemerintah dalam mewujudkankedaulatan pangan di negeri ini, Dompet Dhuafa, lembaga zakat bergerak dalam bidang kemanusiaan, berupaya merealisasikankedaulatan pangan melalui Program Pertanian Sehat Indonesia (PSI). Program ini secara aplikatif melakukan pendampingan(pemberdayaan) masyarakat petani kecil dan pemasaran produkpertanian ramah lingkungan. Berbagai program pemberdayaanpertanian pun telah digulirkan di antaranya Bank Benih, KlasterMandiri, Lumbung Desa, Pemulihan Ekonomi, danPemberdayaan Petani Sehat.
Dompet Dhuafa menginisiasi Program Bank Benih di Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dalam program tersebut, Dompet Dhuafa mendampingi masyarakat Kasepuhan dalammelakukan pendataan 62 benih lokal, membukakan lahan khususuntuk penanaman benih. Tak hanya itu, kini, 3 unit leuit (lumbung padi) telah berfungsi sebagai tempatpenyimpanan padi. Di lahan seluas 7200 meter persegi, DompetDhuafa memulai pelestarian benih lokal.
“Bank Benih menjadi cara kita wujudkan kedaulatan pangan danpelestarian benih lokal, demi kesejahteraan masyarakat. Sebagaimodel desa adat berdaulat pangan, Kasepuhan Sinar Resmi jugalayak untuk dikembangkan menjadi kawasan destinasi wisatabudaya pertanian berbasis komunitas adat,” ujar Parni Hadi, Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa.
Selain program Bank Benih, di tahun 2015 Dompet Dhuafa pun melanjutkan program pemberdayaan di kawasan yang terkenaldengan kearifan lokal ini. Agrobudaya menjadi program pemberdayaan yang dipilih, guna melestarikan benih padi lokaldan budaya. Di antara kegiatan Agrobudaya di Kasepuhan SinarResmi, Dompet Dhuafa pun berikhtiar dengan menyediakansarana pendukung destinasi wisata budaya pertanian, denganmembangun sebuah Wisma Agrobudaya (Guest House).
Dengan demikian, mewujudkan kemandirian demi kemaslahatanumat menjadi cita-cita mulia Dompet Dhuafa. Melihat DompetDhuafa yang begitu peduli dengan nasib kesejahteraan kaumdhuafa, seharusnya menjadi semangat bangsa ini untukmembentang kebaikan dalam membangun kemandirian agar rakyat Indonesia semakin berdaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar